Awan bergerak datang menerpa,
Nampak bintang beribu keti;
Biar tidak cantik sifat dan rupa;
Asalkan pandai mengambil hati.
Anak beruk di tepi pantai,
Masuk ke bendang memakan padi;
Biarlah buruk kain dipakai,
Asalkan pandai mengambil hati.
Apa guna berkain batik,
Kalau tidak dengan sujinya;
Apa guna wajah yang cantik,
Kalau tidak dengan budinya.
Anak teruna menanam betik,
Bah cempedak dalam raga;
Apalah guna berwajah cantik,
Kalau kurang budi bahasa.
Bukan saya mengejar kolek,
Saya mengejar papan tunda;
Bukan saya mengharap molek,
Saya mengharap budi bahasa.
Apa guna berkain batik,
Kalau tidak memakai capal;
Apa guna beristeri cantik,
Kalau tak pandai menumbuk sambal.
Tarik dayung Berderap-derap,
Hendak melawan sampan kotak;
Tuan laksana bunga dedap,
Sungguh merah berbau tidak.
Nampak bintang beribu keti;
Biar tidak cantik sifat dan rupa;
Asalkan pandai mengambil hati.
Anak beruk di tepi pantai,
Masuk ke bendang memakan padi;
Biarlah buruk kain dipakai,
Asalkan pandai mengambil hati.
Apa guna berkain batik,
Kalau tidak dengan sujinya;
Apa guna wajah yang cantik,
Kalau tidak dengan budinya.
Anak teruna menanam betik,
Bah cempedak dalam raga;
Apalah guna berwajah cantik,
Kalau kurang budi bahasa.
Bukan saya mengejar kolek,
Saya mengejar papan tunda;
Bukan saya mengharap molek,
Saya mengharap budi bahasa.
Apa guna berkain batik,
Kalau tidak memakai capal;
Apa guna beristeri cantik,
Kalau tak pandai menumbuk sambal.
Tarik dayung Berderap-derap,
Hendak melawan sampan kotak;
Tuan laksana bunga dedap,
Sungguh merah berbau tidak.